Journal article
ANALISA KEEKONOMIAN TARIF LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1 MWP BANGLI DENGAN METODE LIFE CYCLE COST
Ida Bagus Sugirianta IDA AYU DWI GIRIANTARI I Nyoman Satya Kumara
Volume : 15 Nomor : 2 Published : 2016, December
Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Abstrak
—Kebijakan feed-in tariff (FiT ) telah diterapkan di banyak negara dalam rangka peningkatkan peranan sumber energi baru-terbarukan sebagai sumber energi alternatif. Melalui Permen KESDM No. 17 tahun 2013, pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan kebijakan FiT untuk PLTS yang mempergunakan system photovoltaic. Dikeluarkannya kebijakan ini, dengan harapan dapat menarik minat para investor untuk membangun PLTS dalam rangka mencapai sasaran bauran energi nasional yang optimal dengan target sebesar 23% adalah peran energi baru-terbarukan pada tahun 2025. Metode yang dipergunakan dalam menghitung tarif penjualan listrik adalah metode Life Cycle Cost (LCC), listrik ini, dipergunakan 4 parameter yaitu IRR (Internal Rate of Return), Pay Back Period (PBP), PI (Profitability Indek) dan PNV (Net Present Value). merupakan metode yang menghitung keseluruhan biaya sebuah sistem mulai dari perencanaan, pembangunan, operasional & maintenance, penggantian peralataan, dan salvage value selama umur hidup sistem tersebut. Tarif penjualan listrik dalam paper ini dihitung dengan menambahkan margin keuntungan pada hasil perhitungan Levelized Cost of Energy (LCoE), dan nilai LCoE adalah total present value LCC dibagi dengan total present value energi yang dibangkitkan. Hasil perhitungan mendapatkan nilai tarif penjualan listrik sebesar Rp. 2.201,- /kWh yang memenuhi harga patokan tertinggi FiT. Untuk menganalisa secara ekonomi kelayakan nilai penjualaan